MANAJEMEN
_Pengertian
dan Peranan Manajemen_
A.
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari
bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare
yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari
bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa
Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.[1] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini
belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita
mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni
(Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama,
yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh
para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut
pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social
Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan
suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Dari pengertian di atas
menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang
ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses
tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan
organisasi.
B.
Peranan Manajemen
Selain kategori besar
dari fungsi manajemen, manajer pada berbagai tingkat hirarki mengisi peran
manajerial yang berbeda. Peran ini dikategorikan oleh peneliti Henry Mintzberg,
dan mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: decisional,
interpersonal, dan informasi.
-
Peran Decisional
memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan memanfaatkan sumber daya.
Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran pengusaha memerlukan manajer
untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan barang yang inovatif dan jasa,
atau untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar peran ini akan diselenggarakan
oleh manajer tingkat atas, meskipun manajer menengah dapat diberikan beberapa
kemampuan untuk membuat keputusan tersebut. Penangan gangguan mengoreksi
masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari lingkungan internal atau
eksternal. Manajer di semua tingkatan dapat mengambil peran ini. Misalnya,
pertama-line manajer dapat memperbaiki masalah menghentikan jalur perakitan
atau manajer tingkat menengah mungkin mencoba untuk mengatasi setelah terjadinya
perampokan toko. Top manajer lebih mungkin untuk menghadapi krisis besar,
seperti membutuhkan penarikan produk cacat. Peran decisional ketiga, yaitu
pengalokasi sumber daya, menentukan yang melibatkan unit kerja yang akan
mendapatkan sumber daya. Top manajer cenderung membuat besar, keputusan
anggaran secara keseluruhan, sementara mangers menengah dapat membuat alokasi
yang lebih spesifik. Dalam beberapa organisasi, manajer pengawas bertanggung
jawab untuk menentukan alokasi untuk menaikkan gaji karyawan. Akhirnya,
negosiator bekerja dengan orang lain, seperti pemasok, distributor, atau
serikat buruh, untuk mencapai kesepakatan mengenai produk dan jasa.
Pertama-tingkat manajer dapat bernegosiasi dengan karyawan tentang isu-isu
kenaikan gaji atau jam lembur, atau mereka dapat bekerja dengan manajer
pengawasan lainnya bila diperlukan sumber daya harus dibagi. manajer Tengah
juga bernegosiasi dengan manajer lain dan cenderung untuk bekerja untuk
mengamankan harga yang diinginkan dari pemasok dan distributor. Top manajer
bernegosiasi tentang isu-isu yang lebih besar, seperti kontrak kerja, atau
bahkan merger dan akuisisi perusahaan lain.
- Peran Interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
- Peran Informasi adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
Manajer di setiap tingkat menyebarkan informasi kepada orang-orang di bawah mereka, dan banyak informasi ini menetes alam dari atas ke bawah. Akhirnya, juru bicara berkomunikasi dengan lingkungan eksternal, dari iklan perusahaan barang dan jasa, untuk menginformasikan masyarakat tentang arah organisasi. Juru bicara untuk pengumuman besar, seperti perubahan arah strategis, kemungkinan untuk menjadi seorang manajer top. Tapi, lain, informasi lebih rutin dapat diberikan oleh manajer pada semua tingkat perusahaan. Misalnya, seorang manajer menengah dapat memberikan press release ke koran lokal, atau manajer supervisor dapat memberikan presentasi pada pertemuan komunitas.
- Peran Interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung, palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi. Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
- Peran Informasi adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi. Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat. Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi. Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan.
Manajer di setiap tingkat menyebarkan informasi kepada orang-orang di bawah mereka, dan banyak informasi ini menetes alam dari atas ke bawah. Akhirnya, juru bicara berkomunikasi dengan lingkungan eksternal, dari iklan perusahaan barang dan jasa, untuk menginformasikan masyarakat tentang arah organisasi. Juru bicara untuk pengumuman besar, seperti perubahan arah strategis, kemungkinan untuk menjadi seorang manajer top. Tapi, lain, informasi lebih rutin dapat diberikan oleh manajer pada semua tingkat perusahaan. Misalnya, seorang manajer menengah dapat memberikan press release ke koran lokal, atau manajer supervisor dapat memberikan presentasi pada pertemuan komunitas.
_Latar
Belakang Sejarah Manajemen_
1. Manajemen Kuno
Mesir (piramid) and China (Tembok Besar China)
Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang)
2. Adam Smith
Mempublikasi “The Wealth of Nations” pd tahun 1776
Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job specialization) untuk meningkatkan produktivitas pekerja
3. Revolusi Industri
Mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin
Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
Manajemen Ilmiah
Fredrick Winslow Taylor “Bapak” manajemen ilmiah
Publikasi: Principles of Scientific Management (1911)
A. Teori Manajemen Ilmiah
Menggunakan metoda ilmiah untuk menentukan “satu cara terbaik” untuk suatu tugas:
Menempatkan orang yg tepat pd pekerjaan tertentu dg perlengkapan dan alat yg tepat.
Memiliki metoda standar untuk melakukan pekerjaan.
Menyediakan insentif ekonomi kpd pekerja.
5 Prinsip Manajemen Taylor :
1.Mengembangkan sains bagi setiap elemen kerja individu, yang akan mengganti metoda rule-of-thumb yg lama.
2.Memilih kemudian melatih, mengajar, dan mengembangkan pekerja secara ilmiah.
3.Bekerjasama secara tulus dg pekerja demi menjamin semua pekerjaan yg dilakukan sesuai dg prinsip-prinsip ilmiah yg telah dikembangkan.
4.Membagi kerja dan tanggungjawab secara sama antara manajemen dan pekerja.
5.Manajemen mengambil alih seluruh pekerjaan pada saat hal itu lebih layak dilakukan ketimbang para pekerja.
Teori Administrasi Umum
>>Henri Fayol
Percaya bahwa praktik manajemen beda dari fungsi-fungsi organisasi (seperti: produksi, SDM, pemasaran, atau fungsi lainnya)
Mengembangkan prinsip-prinsip (14 prinsip organisasi) manajemen yg dapat diaplikasikan di segala situasi organisasi.
Mesir (piramid) and China (Tembok Besar China)
Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang)
2. Adam Smith
Mempublikasi “The Wealth of Nations” pd tahun 1776
Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job specialization) untuk meningkatkan produktivitas pekerja
3. Revolusi Industri
Mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin
Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen.
Manajemen Ilmiah
Fredrick Winslow Taylor “Bapak” manajemen ilmiah
Publikasi: Principles of Scientific Management (1911)
A. Teori Manajemen Ilmiah
Menggunakan metoda ilmiah untuk menentukan “satu cara terbaik” untuk suatu tugas:
Menempatkan orang yg tepat pd pekerjaan tertentu dg perlengkapan dan alat yg tepat.
Memiliki metoda standar untuk melakukan pekerjaan.
Menyediakan insentif ekonomi kpd pekerja.
5 Prinsip Manajemen Taylor :
1.Mengembangkan sains bagi setiap elemen kerja individu, yang akan mengganti metoda rule-of-thumb yg lama.
2.Memilih kemudian melatih, mengajar, dan mengembangkan pekerja secara ilmiah.
3.Bekerjasama secara tulus dg pekerja demi menjamin semua pekerjaan yg dilakukan sesuai dg prinsip-prinsip ilmiah yg telah dikembangkan.
4.Membagi kerja dan tanggungjawab secara sama antara manajemen dan pekerja.
5.Manajemen mengambil alih seluruh pekerjaan pada saat hal itu lebih layak dilakukan ketimbang para pekerja.
Teori Administrasi Umum
>>Henri Fayol
Percaya bahwa praktik manajemen beda dari fungsi-fungsi organisasi (seperti: produksi, SDM, pemasaran, atau fungsi lainnya)
Mengembangkan prinsip-prinsip (14 prinsip organisasi) manajemen yg dapat diaplikasikan di segala situasi organisasi.
14 Prinsip Manajemen ala Fayol :
1.Pembagian kerja
2.Kewenangan
3.Disiplin
4.Kesatuan komando
5.Kesatuan arah
6.Mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan individu
7.Remunerasi
8.Sentralisasi
9.Rantai Skalar
10.Tatanan
11.Kesamaan
12.Stabilitas personalia
13.Initiatif
14.Semangat kebersamaan.
>>Max Weber
Mengembangkan teori kewenangan (authority) berdasarkan pd tipe ideal organisasi (bureaucracy)
menekankan pd aspek kemampuan rasionalitas, prediksi, non-personal (impersonality), kompetensi teknis, dan otoriter
_Fungsi
dan Proses Manajemen_
Proses dan fungsi manajemen meliputi
tiga proses kelompok kegiatan :
- Kegiatan Perencanaan
1. Penetapan
Tujuan
Dalam menetapkan
tujuan dan sasaran harus realistic, memiliki tujuan yang jelas, terukur,
terdapat kesepakatan bagi yang terlibat dan mempunyai kerangka waktu.
2. Perencanaan
Perencanaan dapat
diartikan sebagai permalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk dari
perencanaan berupa perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan
standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan kegiatan dan
jadwal.
Perencanaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Perencanaan Umum
- Perencanaan
Partisipatif
Perencanaan
merupakan alat manajemen, sehingga perencanaan harus mampu menjadi pandua
strategis dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. SPPN bertujuan mendukung
koordinasi antar pelaku pembnagunan, menjamin terciptanya integrasi,
sinkrinisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, anatr
fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah. Selain itu juga mengoptimalkan
partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Proses Perencanaan
- Proses Politik
- Proses
Teknokratik ® perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional
- Proses
Partisipatif ® melibatkan masyarakat
- Proses Bottom-Up
dan Top-Down
Tahap Perencanaan
- Penyusunan
Rencana
- Penetapan
Rencana
- Pengendalian
Pelaksanaan Rencana
- Evaluasi Kinerja
Penyusunan dan
Penetapan PJP
Merancang rencana dengan proses
teknokratik oleh Bappenas atau Bappeda. Musrenbang denga bahan Rancangan
Rencana dengan melibatkan masyarakat atau stakeholders. Penyusunan Rencana
Akhir dan dilanjutkan dengan Penetapan Rencana (RPJP Nasional ® UU, RPJP Daerah ® Perda)
Penyusunan dan
Penetapan RPJM
Dirancang
oleh Bappenas/da dan Kemen/Lemb/SKPD yang kemudian digunakan sebagai pedoman
penyusunan rancangan RKP/RKPD
Penyusunan
dan Penetapan RKP/D
Digunakan
sebagai pedoman penyusunan rancangan APBN
3.
Pengorganisasian
Kegiatan ini
berujuan melakukan pengaturan dari peneglompokan kegiatan proyek konstruksi
agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
- Kegiatan Pelaksanaan
1. Pengisian Staf
Sesuai tidaknya
pelaksanaan suatu proyek, sanagt didukung oleh personil yang berkompeten dan
profesional dibidangnya.
2. Pengarahan
· Kegiatan Pengendalian
1. Pengawasan
Pengawasan diartikan kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan proyek sesuai dengan
prosedur atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengendalian
Esensi
pengendallian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang
telah terjadi. Pemantauan kegiatan adalah membandingkan antara standar dari
rencana dengan hasil yang telah dicapai. Sehingga bila hasil pekerjaan tidak
sesuai dengan rencana perlu dilakukan tindakan perbaikan
3. Koordinasi
_Ciri-ciri Manajer Profesional_
· Seorang manager yang
profesional selalu bekerja keras untuk memenangkan rasa hormat dari anak
buahnya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras daripada anak buahnya
karena dia seorang manager yang harus selalu memberi contoh baik.
· Seorang manager yang
profesional menghargai anak buahnya secara sejajar, dan mencoba untuk memahami
mereka sebagai individu. Dia berkomunikasi secara terbuka sesering mungkin
dengan mereka. Dia juga berkomunikasi secara terbuka dengan atasannnya karena
dia sadar bahwa interaksi ini akan banyak menolong dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya dengan baik.
· Seorang manager yang
profesional menyadari bahwa hubungan dengan anak buahnya harus dalam bentuk
hubungan yan memuaskan bagi kedua belah pihak dalam hal pekerjaan. Maka
biasanya dia bertindak tenang, masuk akal dan tidak emosional, walaupun dalam
menangai masalah-masalah atau kesalahan anak buahnya serius.
· Seorang manager yang
profesional secara aktif mendorong anak buahnya untuk mengembangkan kemampuan
dan keterampilan anak buahnya. Dia merasa bahagia bila nak buahnya berhasil.
· Seorang manager
profesional mendelegasikan pekerjaan dengan tepat agar supaya tujuan-tujuan
perusahaan dapat tercapai secara objektif dan seefisien mungkin. Dia akan
mengambil tanggung jawab bisa dia membuat kesalahan-kesalahan, mengakui
kesalahan-kesalahan tersebut serta meminta maaf dengan tulus kepada anak
buahnya.
· Seorang manager yang
profesional menghargai hasil pekerjaan yang baik anak buahnya. Manager tersebut
akan mengoreksi anak buahnya dengan cara yang profesional ketika mereka tidak
menampilkan kerja yang kurang baik atau kurang disiplin.
· Seorang manager yang
profesional percaya bahwa nak buahnya mampu memberi andil untk kesuksesan
perusahaannya. Ini berarti bahwa dia sejauh mungkin akan mengajak anak buahnya
untuk memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan
masalah yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk mendengar,
memahami dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anak buahnya.
_Keterampilan
Manajemen yang Dibutuhkan_
Robert
L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa
setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
dasar yang diperlukan seorang manajer adalah:
1. Keterampilan konseptual
(conceptional skill)
Manajer tingkat atas
(top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau
ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
merupakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain
(humanity skill)
Selain kemampuan
konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi
atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada
umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga
keterampilan dasar di atas, Ricky
W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki
seorang manajer, yaitu:
1. Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan
keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew
Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per
minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah
$800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap
menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu
saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu
yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang
uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk
mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga
langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada
dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar
ORGANISASI
_Definisi Organisasi_
Organisasi merupakan suatu proses dari
kegiatan yang tersusun atas interaksi orang-orang di dalamnya untuk mencapai
tujuan bersama. Organisasi diringkas dalam tiga elemen utama adalah sebagai
berikut:
a. Interaksi manusia
b. Kegiatan yang mengarah pada tujuan
c. Struktur organisasi itu sendiri
_Pentingnya Mengenal
Organisasi_
Secara langsung
ataupun tidak langsung kita sering menjumpai organisasi-organisasi, bahkan
turut ambil bagian dalam penyelenggaraan organisasi tersebut. Sebagai contoh
kita (sebagai salah satu ciri dari makhluk sosial) selalu berkaitan dan
diakrabkan dengan organisasi-organisasi, mulai dari tim olah raga (organisasi
sosial), kelompok keagaamaan, kelompok belajar (komunitas), dan sebagainya.
Perusahaan kecil,
dalam fungsi pengorganisasian sederhana, contohnya adalah toko kelontong.
Interaksi yang terjadi dalam organisasi tersebut adalah manajer-pemilik toko
mempekerjakan beberapa orang; melayani pembeli, membersihkan, mengatur barang,
serta menjaga toko.
_Bentuk-bentuk
Organisasi_
Organisasi memiliki
beberapa bentuk adalah sebagai berikut:
1. Organisasi Lini
Garis wewenang yang
menghubungkan langsung secara vertikalantara atasan dan bawahan. Organisasi ini
memiliki ciri:
- Jumlah karyawannya
yang sedikit.
- Manajer dibawahnya
hanya sebagai pelaksana.
- Sarana dan alatnya
terbatas.
- Relasi atasan dan
bawahan bersifat langsung.
- Pada bentuk lini
perusahaan perseorangan, pemilik perusahaannya adalah top manager.
1. Organisasi Fungsional
Wewenang dari
pimpinan tertinggi dapat dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai
jabatan fungsional untuk dikerjakan para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus. Organisasi ini memiliki ciri:
- Organisasi relatif
kecil.
- Terdapat kelompok
kerja staf ahli.
- Terdapat
spesialisasi dalam pelaksanaan tugas.
- Ada kejelasan
target yang hendak dicapai.
- Terdapat pengawasan
ketat.
1. Organisasi Garis dan
Staff
Pelimpahan wewenang
secara vertikal dari pimpinan ke kepala bagiandibawahnya serta masing-masing
pejabat, manajer ditempatkan satu ataupejabat staff yang tidak mempunyai
wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasihat kearsipan, keuangan, ataupun
personel. Organisasi ini memiliki ciri:
- Relasi atasan dan
bawahan tidak seluruhnya langsung.
- Jumlah karyawan
yang relatif banyak.
- Organisasinya cukup
besar.
- Ada 2 kelompok
kerja organisasi sehingga ditekankan. Adanya spesialisasi, yaitu Personel Lini
dan Personel Staff.
1. Organisasi Fungsional
dan Garis
Wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai
keahlian tertentu dan sebagian lagi dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang
koordinasinya tetap, selanjutnya diserahkan kepada kepala bagian. Organisasi
ini memiliki ciri:
- Tidak nampak
pembedaan tugas pokok dan bantuan.
- Terdapat
spesialisasi praktis pada pejabat fungsional.
- Pembagian kerja dan
pelimpahan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon.
1. Organisasi Matrik
(Organisasi Manajemen Proyek)
Merupakan organisasi
yang penggunaan struktur organisasinya menunjukkan para spesialis yang
mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian. Dari kegiatan perusahaan
dikumpulkan kembali untuk mengerjakan proyek yang harus diselesaikan.
1. Organisasi Komite
Dalam organisasi ini,
tugas kepemimpinan dan tugas lainnya dilaksanakan secara kolektif (bersama)
oleh kelompok pejabat, yang merupakan komite/ dewan (board) dengan plurasticmanagement.
Organisasi ini terdiri dari Executive Committe (Pimpinan Komite yang anggotanya
mempunyai wewenang lini) dan Staff Committe (yang anggotanya hanya mempunyai
wewenang staf).
_Ketrampilan
Manajemen yang Dibutuhkan_
Ketrampilan yang
dibutuhkan dalam manajemen dibagi atas kategori hubungan, seperti;
·
Hubungan
antar Pribadi terdiri dari:
a. Pemimpin Lambang
(Figurehead)
Kepala Simbolis yang
diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang
bersifat legal dan sosial.
b. Pemimpin (Leader)
Pemimpin bertanggung
jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan, bertanggung
jawab untuk mengisi posisi yang kosong (staffing), melatih dan tugas-tugas yang
terkait
c. Penghubung
(Liaison)
Penghubung sebaiknya
dapat memelihara suatu jaringan kontak luar yang berkembang sendiri yang
secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan dukungan dan
informasi.
·
Hubungan
dengan Informasi terdiri dari:
a. Pemantau (Monitor)
Pemantau berkewajiban
sebagai pusat saraf informasi baik internal dan eksternal yang berkaitan
dengan organisasi.
b. Penyebar
(Dissiminator)
Penyebar berkewajiban
untuk meneruskan informasi yang diterima dari orang luar atau dari
bawahan kepada anggota-anggota lain dalam organisasi.
c. Jurubicara
(Spokesperson)
Jurubicara
berkewajiban untuk meneruskan informasi kepada orang luar mengenai
rencana, kebijakan, tindakan dan hasil yang dicapai oleh organisasi.
·
Hubungan
dengan Pengambilan Keputusan terdiri dari:
a. Wirausaha
(Entrepreneur)
Sikap kewirausahaan
diperlukan dalam encari kesempatan (celah) dalam organisasi dan
lingkungannya
serta memprakarsai “proyek- proyek perbaikan” untuk menimbulkan
perubahan sehingga dapat
meningkatkan organisasi.
b. Pengendali
Gangguan (Disturbance Handler)
Dalam mengatur
(managing) diperlukan rasa tanggung jawab atas tindakan, yang
korektif bila organisasi
menghadapi gangguan mendadak dan/ atau berada dalam keadaan
genting (urget).
c. Pengalokasi Sumber
Daya (Resource Allocator)
Dalam mengatur
(managing) diperlukan rasa tanggung jawab terhadap alokasi segala
sumber daya organisasi yang ada dan dipergunakan, sehingga tidak terjadi
manipulasi sumber
daya yang tidak bertanggung jawab..
d. Perunding
(Negotiator)
Dalam mengatur
(managing) juga penting untuk mewakili organisasi pada perundingan-
perundingan utama yang dapat meliputi kerjasama.
_Sebab Keberhasilan
dan Kegagalan Organisasi_
Sebab keberhasilan
dan kegagalan suatu organisasi dapat ditinjau dari beberapa faktor, yaitu:
·
Faktor intern: faktor yang berasal dari dalam
organisasi itu sendiri. Faktor ini dapat meliputi pemimpin dalam organisasi,
pekerja (staf), cara pengaturan dan pengembangan organisasi, dan sebagainya.
·
Faktor ekstern: faktor yang berasal dari luar yang
kerap kali ikut mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar